“Koncoe Koncomu Koncoku”, Sebuah Pertunjukan dari Teman untuk Teman.
Kolaborasi Nganchuk Crew dan Superchips and The Young Mother Hunter yang mempertemukan temannya temanku.
Malang, 4 Februari 2022
Nganchuk Crew bersama Superchips and The Young Mother Hunter, yang sedang menjalankan tur album “Lika-Liku”, menggelar gigs yang bertajuk “Koncoe Koncomu Koncoku”. Diadakan pada jumat, 4 februari 2022 lalu yang digelar di cafe Photokopi Bukit, Mulyoagung, Malang. Dengan harga tiket masuk sebesar 40 ribu rupiah.
Koncoe Koncomu Koncoku” bukan sembarang nama yang dipilih secara asal. Gigs ini menampilkan beberapa line up yang merupakan “teman” dari Nganchuk Crew dan Superchips itu sendiri. Bukan hanya pertemuan antara Nganchuk Crew dan Ustard Chipeng, vokalis Superchips and The Young Mother Hunter, yang telah lama berteman dalam menggeluti panggung-panggung dan kancah musik Malang sekitarnya, namun juga mempertemukan antara teman-teman baru untuk ikut eksis dan meramaikan kancah musik Malang.
Terdapat 3 line up pembuka dalam gigs tersebut. Yang pertama adalah Silverzone. Seorang DJ lokal yang membawakan musik-musik rap hip hop yang di remix dalam beat yang cukup cepat. Silverzone nantinya tampil kembali untuk menjadi pengiring Nganchuk Crew.
Selanjutnya ada Next Time. Band beraliran Pop Punk yang berasal dari Pasuruan ini membawakan lagu-lagu yang cadas namun berlirik lembut. Dengan lirik-liriknya yang mengusung tema perjalanan anak muda, ditambah dengan melodi-melodi gitar yang cukup catchy, menjadikan band ini cukup easy listening untuk telinga-telinga awam.
Next Time sendiri merupakan band yang berdiri sejak 2016 lalu, sempat hiatus setelah perilisan single pertama mereka, Di Balik Cerita. Lalu pada 2021 kemarin, mereka muncul kembali dengan wajah dan personil baru serta melahirkan 3 single sepanjang 2021.
“Ini merupakan konser kami yang ketiga setelah perilisan salah satu single kami, Salmon. Tahun lalu kami aktif di berbagai konser musik dari Malang — Pasuruan, namun karena waktu dan materi yang terbatas, kami baru sempat merekam dan merilis satu single. Sebelum-sebelumnya cuma dibawain live, jadi rencana kami selanjutnya mau rekam single yang lain dan bikin video klip.” ujar Teguh, lead guitar Next Time.
Disusul selanjutnya ada Gang Holiday. Band Rock Ska asal Malang yang telah hibernasi sejak 2017. “Terima kasih kepada Nganchuk Crew dan Superchips telah mengundang kami, sebenarnya kami sudah 5 tahun engga aktif, dan sekarang kami manggung lagi, kami balik lagi.” kata sang vokalis sebagai muqaddimah.
Gang Holiday membawakan musik dengan ritme rock yang dipecah dengan lengkungan irama trompet yang menderu-deru khas musik rock ska. Musik yang dibawakan memiliki aura yang enerjik dengan sentuhan yang sedikit keras, namun agak berbeda dengan reggae ska yang terkesan santai.
Akhirnya acara inti yang ditunggu-tunggu telah tiba. Giliran Superchips and The Young Mother Hunter kini yang menguasai panggung. Penampilan mereka dibuka dengan single yang berjudul On The Way, yang terdapat dalam album Lika-Liku.
On The Way adalah lagu berwarna rock yang cenderung mengarah ke hard rock. Permainan instrumen-instrumen yang tegas semakin menggambarkan kesan hard rock pada lagu ini. Ditambah lirik “on the way, on the highway” yang diulang-ulang, membuat lagu ini mudah untuk dinyanyikan sambil mengangguk-angguk atau bergoyang sedikit sembari menikmati penampilan langsung. Lagu yang cocok untuk gigs.
Semua mata tertuju pada panggung, dengan Ustard Chipeng sebagai vokalis mengambil posisi di depan. Namun yang mengambil perhatian Saya ada pada lead guitar, Aang atau yang sering dikenal Sang Aang, yang menenteng Gretsch Korea berwarna merah tua.
Aang yang biasanya tampil ceria dan santai dengan rambut gimbal reggaenya yang dikibaskan, kini tampil sangar dengan berdandan seperti bintang rock. Rambut gimbalnya diikat dan terlihat lebih rapi, ditambah kacamata hitam yang semakin menambah gaharnya pria ini.
Pembawaan musik Superchips and The Young Mother Hunter sangat baik, permainan yang cukup rapi dan diselingi improvisasi-improvisasi liar untuk show off namun masih terkendali. Lagu demi lagu dibawakan satu-persatu. Ketika jeda antara satu lagu, Ustard Chipeng memberitahukan kepada seluruh penonton mengenai bagaimana side project Superchips ini terbentuk dan melayangkan satu prinsip yang dipegang dari awal pembentukan,
“Tidak ada live perform sebelum rilis satu album!”, kini mereka telah melahrikan album Lika-Liku dan sedang melaksanakan tur album. “Ini titik ketiga kami, setelah ini kita akan main di gresik dan lamongan.”
Penampilan memukau Superchips ATYMA telah usai, kini giliran Nganchuk Crew untuk menguasai panggung. Silverzone dengan segera pergi keatas panggung dan menyiapkan deck dj-nya. Tak lama beat berirama hip hop mulai terdengar dan satu-persatu personil Nganchuk Crew naik mengambil mic dan menempati posisi masing-masing.
Penampilan dibuka dengan meneriakkan “Nganchuk Crew” dan dijawab “Jancok!”, bersahut-sahutan dengan para penonton. Tidak butuh waktu lama penonton mulai merangsek maju sambil menyahut panggilan. Terlihat antusiasme yang begitu luar biasa, seperti kekasih yang telah lama merindu.
Memang benar sepertinya orang-orang telah merindukan gigs semacam ini. Terbukti dengan para penonton yang tidak hanya berjoget ria, namun juga menyanyikan lagu-lagu yang dibawakan Nganchuk Crew. Tidak melepas momentum, Nganchuk Crew memanfaatkan keriuhan ini dengan memberikan penampilan terbaiknya dengan gimmick-gimmick dan improvisasinya.
Terlihat beberapa kali penonton melakukan crowd dive hingga crowd surfing dari atas panggung, namun sempat dihentikan karena mengganggu penampilan diatas panggung. Namun hal itu tidak menghentikan kehebohan penonton.
Tidak hanya penonton yang menikmati pertunjukkan, Nganchuk Crew sendiri juga terlihat sangat menikmati. Lagu-lagu yang sempat menghiasi masa-masa SD sampai SMP dibawakan satu-persatu. Menghadirkan suasana rindu dan nostalgia akan masa lalu yang penuh kebahagiaan.
Keriuhan dan kehebohan hampir tidak surut sama sekali, meskipun demikian para penonton bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kericuhan. Semua nampak ikut menikmati keseruan gigs hingga usai lalu bubar masing-masing.
Sebuah hal yang telah lama dirindukan. Dalam gigs, hanya ada kebahagiaan. Mungkin dari kita masing-masing mempunyai masalah yang berat, namun itu semua bisa kita lupakan sejenak dalam gigs. Oase di tengah gurun. Saling menikmati dalam balutan canda dan tawa. Dalam gigs, kita bertemu keluarga baru, saudara, teman, bahkan kekasih. Semua masalah ditinggalkan, dan hanya ada kebahagiaan. Dan lagi, itu semua disatukan dengan musik.
Nantikan review-review gigs sekitar Pasuruan — Malang selanjutnya.
Penulis : dwikirikus
Editor : Cupiq